Jambi,- Universitas Jambi (UNJA) membekali para penanggung jawab Center of Excellence (CoE) dan dosen di pusat studi, dengan keterampilan untuk menulis sejumlah dokumen sebagai produk pengetahuan penting untuk disampaikan kepada berbagai pihak pemangku kepentingan. Sesi pelatihan ini digelar secara intensif selama tiga hari berturut-turut, 3-5 Agustus 2020.
Prof. Dr. Ir. Zulkarnain, M.Hort.Sc., guru besar UNJA yang juga adalah Manajer Project Implementation Unit (PIU) AKSI menjelaskan latar belakang diadakannya pelatihan ini, “Para dosen dan peneliti di UNJA sangat menyadari pentingnya penguasaan keterampilan menulis sesuai kaidah yang baik dan berstandar internasional. Kami sudah bekerja keras selama lebih dari dua belas tahun untuk mematangkan kepakaran kami di bidang Biodiversity and Land-Use Transformation System (BLAST). UNJA perlu maju selangkah lagi, kini di tahap mengomunikasikan produk-produk intelektual kami dan mempromosikan temuan serta rekomendasi-rekomendasinya, agar CoE kami betul-betul menjadi pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karenanya, kami perlu belajar bagaimana cara menyusun technical review, issue paper dan policy brief.”
Pelatihan dipandu oleh Dr. Sigit Asmara Santa, Kepala Biro Administrasi Ilmu Pengetahuan, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. “Kemahiran dalam membuat, serta kualitas dan kuantitas, publikasi pengetahuan turut menentukan kredibilitas dan menjadi salah satu indikator kinerja sebuah CoE,” kata Dr. Sigit di awal sesi, “Jumlah publikasi yang diterbitkan oleh berbagai institusi di Indonesia meningkat pesat sejak 5-6 tahun terakhir mengejar ketertinggalannya dari Malaysia, Singapura dan Thailand. Namun demikian, harus diakui bahwa kualitasnya belum merata.”
Sepanjang tiga hari tersebut Dr. Sigit memaparkan perbedaan kegunaan dan peruntukan ketiga dokumen tersebut, struktur khas, prinsip-prinsip dasar penulisannya, gaya/pendekatan penyajiannya, pengumpulan data dan penulisan referensi atau rujukannya, netralitas dan obyektivitas, kekuatan argumen, rekomendasi dan opsi kebijakan yang perlu disampaikan, dan fitur-fitur lainnya dari tiap-tiap jenis publikasi.
“Sesungguhnya tidak ada format baku bagi masing-masing jenis publikasi tersebut, namun seluruhnya mensyaratkan informasi yang akurat, ringkas, koheren dan jelas. UNJA sangat dianjurkan untuk memiliki style unik tampilan atau kemasan publikasi-publikasi tersebut agar mudah dikenali oleh pembacanya dan menjadi daya tarik bagi orang untuk mempelajarinya,” urai Dr. Sigit.
Tiga orang pakar lainnya menjadi narasumber tamu untuk melengkapi teori dan pengetahuan yang dibagikan oleh Dr. Sigit setiap harinya. Mereka adalah Dr. Tammara Soma PhD, MSc.PI, MCIP, RPP Assistant Professor School of Resource and Environmental Management (Planning Program) at Simon Fraser University yang sekaligus adalah Research Director at Food System Lab Canada; Jakfar Harry Putra, Tenaga Ahli Pengembangan Kerangka Pendanaan Strategis Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF); dan Philipus Parera, Senior Editor Tempo English. Masing-masing menambahkan bobot pengetahuan dan perspektif seputar studi kasus internasional, wawasan perubahan iklim serta bagaimana publikasi akademik dapat dibumikan secara lebih popular untuk kebutuhan advokasi kebijakan yang lebih luas.
Langkah Proaktif Akademi Internasional untuk Diseminasi Publikasi
Dr. Tammara Soma membeberkan enam langkah progresif yang sudah dilakukan oleh komunitas akademik internasional saat ini dalam rangka menyebarluaskan produk-produk publikasinya. “Pertama, universitas perlu mulai memikirkan untuk membangun infrastruktur komunikasi dan menyusun direktori nama-nama dosen, peneliti dan pakar yang mumpuni untuk dijadikan narasumber ke lingkungan eksternal – termasuk bagi pers – sesuai bidangnya masing-masing,” gugahnya.
Kedua, meningkatkan keterampilan para akademisi untuk dapat berhubungan dengan media dan menjadi jurubicara yang profesional. Ketiga, melatih kepiawaian akademisi untuk ‘menjual’ informasinya kepada media sebagai kisah yang benilai berita tinggi, termasuk membuat tulisan di kolom opini. Keempat, membekali para akademisi dengan kemampuan untuk mengukur efektivitas publikasi yang mereka buat. Kelima, meningkatkan kepekaan para akademisi untuk memanfaatkan cara-cara berbiaya rendah untuk mendiseminasikan pesannya. “Ini dapat ditempuh misalnya dengan menggunakan media sosial, tampil dalam webinar, atau memimpin pelatihan,” cetus Dr. Tammara. Terakhir, ia menganjurkan agar UNJA memobilisasi kekuatan alumni. “Di Simon Fraser University, kami terus melibatkan alumni. Nama-nama dan kiprah alumni yang sukses kami tuliskan di dalam website, kami bekerjasama dengan mereka untuk melakukan mentoring terhadap para mahasiswa, kami mengundang mereka sebagai pembicara di berbagai seminar dan kegiatan universitas. Ini menjadi kesempatan emas untuk bertukar pengetahuan dan wawasan, serta mengamplifikasi pesan-pesan universitas melalui para alumni tersebut,” tutup perempuan asal Bandung yang sudah delapan belas tahun hidup di Canada ini.
Publikasi CoE UNJA Perlu Berwawasan Adaptasi Perubahan Iklim
Jakfar Harry Putra, Tenaga Ahli Pengembangan Kerangka Pendanaan Strategis ICCTF mengatakan, “CoE UNJA yang fokus pada solusi dan inovasi intensifikasi lahan serta biodiversitas yang berkelanjutan sejalan dengan agenda Indonesia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca melalui pembangunan ekonomi rendah karbon dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.”
Lebih lanjut Jakfar mempromosikan cakupan kerja ICCTF yang terdiri dari empat fokus, yaitu; mitigasi berbasis lahan, energi, kelautan, serta adaptasi dan ketahanan. “ICCTF dapat membuka kesempatan untuk mendukung inisiatif UNJA di area mitigasi berbasis lahan. Misalnya untuk program reboisasi/rehabilitasi lahan terdegradasi, menjadi hutan rakyat, biomassa energi dan agroforestri, manajemen rendah karbon dan produktivitas lahan gambut, atau pengelolaan konservasi kawasan berkelanjutan,” jelas Jakfar.
ICCTF yang telah mengelola 88 proyek di 114 wilayah ini menyambut baik proposal dari UNJA, “Terdapat potensi kerjasama besar antara UNJA dan ICCTF untuk bersama-sama meningkatkan produktivitas lahan sekaligus meningkatkan ekonomi lokal, melalui portfolio kami di bidang mitigasi berbasis lahan,” imbuh Jakfar. Hal ini disampaikan sekaligus memperihatkan contoh dokumen policy brief dari hasil kajian-kajian ICCTF.
Sampaikan Pesan Secara Efektif, Bekerja dengan Pers
Philipus Parera, Senior Editor Tempo English, betul-betul memberi warna yang berbeda di sesi hari ke-3. “Terdapat begitu banyak cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan temuan-temuan atau rekomendasi kebijakan UNJA melalui media massa. Kemampuan menulis popular dengan demikian sangatlah penting, ini merupakan seni keterampilan tersendiri yang tidak sama dengan penulisan ilmiah,” tutur Philipus.
Philipus mengingatkan agar jangan pernah melupakan kaidah-kaidah utama penulisan yang baik, misalnya; menulis dengan stuktur deduktif dimulai dari informasi yang paling penting, gunakan kalimat pendek dan tetapkan satu pokok pikiran, berhati-hati terhadap akronim dan jargon, gunakan kalimat aktif dan perhatikan siapa audiens kita sehingga gaya bertutur dapat disesuaikan.
Sebelum menutup sesi Philipus juga mendorong universitas untuk membangun hubungan yang lebih inovatif dengan pers, “Misalnya membuat riset atau laporan investigasi bersama-sama atas sebuah isu, rutin melakukan kunjungan ke ruang redaksi, menulis rilis berita dan lain-lain.”